Kamis, 18 November 2010

PIKIRAN NAKAL SAAT MENUNAIKAN HAJI



Penulis : KH. A. Aziz Masyhuri
Tebal : xvi + 132 halaman
Ukuran : 12 x 18 cm
ISBN 13 : 978-979-8452-91-8
Harga : Rp. 24.900,-

Hikmah dan rahasia merupakan hal yang menarik perhatian bagi manusia yang mempunyai daya pikir yang tajam dan hati yang lembut. Oleh karena itu, tidak ada orang yang mampu menyingkap rahasia dan hikmah sesuatu, kecuali setelah melewati pendalaman dan penghayatan yang sungguh-sungguh. Tidak semua hikmah bisa dianalisa dengan rasio. Namun, semakin banyak diperoleh hikmah suatu amalan, semakin banyak pula makna-makna baru yang muncul darinya. Dengan ini, tuntunan agama layaknya sebuah mata air yang tak kunjung kering.

Haji adalah ibadah yang mempunyai rahasia tertentu. Selain rahasia-rahasia lahiriah seperti menambah pengalaman, mengetahui adat istiadat seluruh umat Islam, juga mengandung rahasia batiniah yang dapat dijadikan tolok ukur untuk mengetahui apakah haji seseorang diterima oleh Allah (mabrur) atau tidak. Haji, sebagai rukun Islam yang terakhir, bukan berarti lebih ringan dari rukun Islam lainnya. Karena pada kenyataannya, semua hikmah yang ada pada syahadat, shalat, zakat dan puasa terdapat pula dalam ibadah haji.

Buat apa ”berkemah” di Padang Arafah, misalnya, yang panas dan berdebu? Apa pula gunanya berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah? Mengapa kita harus berputar-putar mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali? Dan apa pula tujuan mencukur rambut, menyembelih ternak, juga melempari tugu batu? Demikian, ibadah haji dipenuhi ritual-ritual yang tidak masuk akal, dan karenanya, bukan tidak mungkin memunculkan pikiran-pikiran nakal dalam diri kita.

Tepatlah ketika buku ini menghadirkan rahasia-rahasia terdahsyat dari berbagai ritual dalam ibadah haji yang dapat menjawab kehausan ruhani kita. Dengan mengetahui rahasia yang hanya diketahui oleh orang-orang yang dalam ilmunya itu, diharapkan kita akan mengerjakan ritual-ritual haji tanpa keraguan, tanpa syakwasangka, dan terhindar dari segala perasaan negatif yang lain. Semua itu akan kabur dan tertiup habis oleh kemantapan hati dan kekhusyu’an sehingga titel mabrur bukan lagi impian.

Tidak ada komentar: